Ketahui Peran dan Fungsi Mahasiswa Dalam Hidup Bermasyarakat – Mahasiswa datang dari kata maha yang memiliki arti besar atau agung, dan pelajar, yakni orang yang belajar dalam suatu lembaga, lembaga yang diartikan ialah perguruan tinggi . Maka, mahasiswa memiliki makna seorang yang belajar dalam suatu perguruan tinggi. Tetapi dalam praktiknya, mahasiswa tidak hanya belajar dalam dalam kelas saja tetapi mereka ialah golongan muda terdidik yang perlu mempunyai kesadaran dan kesensitifan akan keadilan, kebahagiaan, dan kebaikan warga untuk sekarang ini atau masa datang.

Mahasiswa memang tidak dapat lepas dari yang bernama gerakan, mereka jadi komponen pengawas pemerintahan dan jadi garda paling depan dalam sebagai wakil inspirasi warga. Di Indonesia sendiri, gerakan mahasiswa sudah ada bahkan juga saat sebelum Indonesia merdeka. Apa lagi jaman dahulu mahasiswa dipandang seperti golongan cendekiawan.

Bicarakan gerakan mahasiswa memang tidak ada selesainya, karenanya, ini kali kita ingin mengulas sedikit sekitar gerakan mahasiswa Indonesia dari periode ke periode. Buat kamu yang calon mahasiswa atau yang sudah jadi mahasiswa, harus sekali tahu peran dan fungsi mahasiswa, alias fungsi diri kamu di kehidupan bermasyarakat. Langsung saja, yok, dibaca ulasannya!

Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia

Gerakan mahasiswa ini sudah ada bahkan juga saat sebelum Indonesia merdeka. Nach, berikut ialah beberapa gerakan mahasiswa dari periode ke periode untuk menambahkan wacanamu:

Pra-Kemerdekaan, Kemerdekaan, dan Pasca-Kemerdekaan

Tahapan pra-kemerdekaan diikuti dengan 3 fase sejarah.

  • Fase pertama, yakni berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi kepemudaan sebagai icon gerakan pemuda pada tahun 1908. Tahun ini disebutkan sebagai era pelopor pada usaha menyadarkan pemuda di periode itu.
  • Fase ke-2 , ada kejadian Sumpah Pemuda tahun 1928 yang selanjutnya dikenali sebagai era pendorong. Kesadaran dan kebangunan bangsa ini selanjutnya dilanjutkan oleh beberapa tokoh pendorong kemerdekaan seperti Soekarno dan Moh. Hatta, yang selanjutnya mengantar Indonesia ke gerbang kemerdekaan di tahun 1945. Dari 2 fase itu sudah terang sekali jika mode gerakan di periode pra-kemerdekaan ini lebih menghadapkan pemuda dengan pemerintah penjajahan melalui gerakan politik diplomasi.
  • Fase ke-3 ialah pasca-kemerdekaan, peralihan politiknya yang mencolok banyak dihias oleh gerakan mahasiswa yang lahir sebagai kemampuan penekan yang bertemu dengan pemerintah Indonesia. Gerakan mahasiswa 1966 jadi pertanda awalnya bagaimana mahasiswa jadi oposisi di era pemerintah Soekarno.

Pada tahun 1966 diikuti dengan lahirnya beberapa organisasi kemahasiswaan ektrakampus, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI).

Beberapa organisasi itu selanjutnya membuat Kesatuan Tindakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang selanjutnya jadi motor penekan pada pemerintah Soekarno. Dapat disebut, tahun 1966 sebagai tahun keberhasilan gerakan mahasiswa.

Orde Lama dan Orde Baru

Saat era Presiden Soekarno, gerakan mahasiswa mulai terbatasi ruangan geraknya oleh pemerintahan Presiden Soeharto. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada periode itu, Daoed Joesoef, berkaitan Normalisasi Kehidupan Kampus/Tubuh Koordinir Kemahasiswaan (NKK/BKK) jadi tembok pemisah untuk ruangan gerak mahasiswa. Daoed Joesoef menerangkan, peraturan ini sebetulnya untuk kembalikan kampus sebagai komune cendekiawan.

Jika dijelajahi kembali, peraturan NKK/BKK ini tidak terlepas dari kejadian yang awalnya terjadi. Kejadian itu ialah kampanye mahasiswa berkaitan “kelompok putih” saat Pemilu 1971 dan protes mahasiswa atas pembangunan Taman Mini Indonesia Cantik (TMII) tahun 1973, yang berpuncak pada demo mahasiswa pada dominasi modal asing di Indonesia tanggal 15 Januari 1974.

Catatan mahasiswa berikut yang selanjutnya membuat pemerintahan perlu mensterilkan kampus dari beberapa gerakan politik lewat NKK/BKK yang relatif berhasil bikin gerakan mahasiswa “mati suri”.

Seterusnya tahun 1990, Mendikbud Fuad Hasan sah mengambil peraturan NKK/BKK dan membuat dasar berkaitan organisasi kemahasiswaan. Dari sini era Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi diawali. Era ini sebagai pintu untuk gerakan mahasiswa untuk ekspresikan ruangan geraknya dalam “berpolitik”.

Reformasi dan Pasca-Reformasi

Pucuk gerakan mahasiswa terjadi di saat kritis ekonomi tahun 1998. Kritis ekonomi yang dipacu oleh bertambahnya harga keperluan primer membuat mahasiswa bergerak dan langsung turun untuk mengumandangkan inspirasi rakyat. Di fase berikut terjadi kejadian ironis yakni terbunuhnya 4 orang mahasiswa Trisakti di tanggal 12 Mei 1998. Kejadian ini malah makin memacu gerakan mahasiswa yang semakin besar dan pada akhirannya membuat presiden waktu itu, Soeharto, mundur dari kedudukannya.

Pada era Pasca-Reformasi, gerakan mahasiswa mulai kehilangan arah dan kemungkinan berkesan jalan pada tempat. Kondisi ini disebabkan karena banyak hal. Pertama, ada ketidaksamaan misi yang selanjutnya ke arah pada masalah yang karakternya tehnis. Ke-2 , kekeliruan mengartikan kehadiran common enemy atau lawan bersama. Paling akhir, gerakan mahasiswa terjerat pada bentuk politik nasional.

3 Tugas Mahasiswa yang Paling Wajib

Sesudah ketahui sejarah gerakan mahasiswa, apa kamu semakin terpacu untuk belajar dan menuntut pengetahuan lebih sebagai mahasiswa, supaya bisa membuat satu gerakan seperti pendahulumu? Untuk memotivasimu kembali, coba baca dech tiga tugas khusus mahasiswa yang ada pada Tri Dharma Perguruan Tinggi berikut ini.

1. Lakukan Pendidikan

Tugas khusus mahasiswa yang pertama ialah melakukan aktivitas pendidikan. Pendidikan di sini tujuannya, mahasiswa minta pada pihak kampus untuk memberi edukasi dengan sarana yang optimal pada proses aktivitas belajar mengajarkan. Proses dari pendidikan tersebut diharap akan ada bibit-bibit mahasiswa unggul.

2. Lakukan Riset

Tugas khusus mahasiswa yang ke-2 ialah lakukan riset. Tugas ke-2 ini dapat disebut medium-hard, karena mahasiswa dituntut agar bisa mendapati jalan keluar dari satu persoalan, hingga membuat jalan keluar baru dalam menuntaskan persoalan yang diketemukan dalam warga.

Hasil risetnya dituntut supaya professional, bukanlah hasil contekan kreasi seseorang atau dari hasil riset prematur. Mahasiswa dituntut jadi agent of change, hingga bisa berperan sebagai “penghubung lidah” di antara warga bawah dengan pemerintah yang berkuasa.

3. Dedikasi Ke Warga

Tugas khusus mahasiswa yang paling akhir ialah berbakti ke warga. Banyak yang sekarang ini belum sadar jika tugas khusus seorang mahasiswa adalah berbakti ke warga. Kehadiran mahasiswa di Indonesia sebagai keinginan menjadi agent of change at local district, atau jadi pion untuk peralihan di wilayahnya.

Dari sini kita langsung bisa ke arah ulasan seterusnya. Seperti apakah sich fungsi dan peran mahasiswa di kehidupan bermasyarakat?

Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Warga

1. Peran Mahasiswa Sebagai “Iron Stok”

Sebagai mahasiswa, kamu diharap menjadi individu yang punyai kekuatan dan adab yang mulia. Di sini kamu berperanan sebagai alternatif generas-generasi awalnya, yakni jadi cikal akan atau cadangan untuk masa datang Indonesia. Jika bukan kamu beberapa angkatan muda yang hendak jadi penerus bangsa, lalu siapa kembali yang hendak lebih memajukan bangsa Indonesia?

2. Peran Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”

Sesuai maknanya, kamu diharap jadi agen peralihan untuk warga. Kamu diwajibkan untuk sungguh-sungguh dalam menuntut pengetahuan setingginya agar dapat mengimplementasikan pengetahuan dan gelar yang didapatkan. Janganlah sampai gelar itu hanya menempel di namamu saja karena gelarmu itu tidak diberi getho saja, lho. Tetapi, ada sebuah keinginan untuk peralihan bangsa, dari bangsa yang tidak terukur jadi bangsa yang lebih terukur. Beberapa mahasiswa kemungkinan belum mengetahui jika mereka sebagai sandaran “kebangunan” untuk bangsa Indonesia yang semakin maju kembali.

3. Peran Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”

Sebagai mahasiswa kamu harus berperanan sebagai penjaga nilai. Nilai di sini bukan nilai-nilai yang memiliki sifat negatif, tetapi memiliki sifat positif yang dapat bawa negara Indonesia semakin maju. Sebagai mahasiswa, kamu tidak bisa biarkan keberadaan nilai kebaikan yang sudah ada jadi lenyap demikian saja. Kamu sudah dipercayai sebagai angkatan muda yang sanggup jaga nilai-nilai kebaikan itu, dan terus cari dan membuat nilai kebaikan yang lain.

4. Peran Mahasiswa Sebagai “Kepribadian Force”

Sebagai seorang mahasiswa, kamu harus dapat berperanan sebagai kemampuan kepribadian. Gelar ini diberi padamu sebagai mahasiswa oleh warga, karena kamulah yang nanti bisa menjadi kemampuan kepribadian untuk Indonesia. Sebagai mahasiswa, kamu harus punyai referensi dasar dalam berperangai, yang mencakup perilaku, pengucapan, dan langkah berakhlak yang bagus. Dari sini kamu dituntut untuk memakai kekuatan cendekiawan dan kemampuan moralmu di kehidupan bermasyarakat.

5. Mahasiswa Sebagai “Social Control”

Paling akhir, sebagai mahasiswa kamu mempunyai peran sebagai pengatur kehidupan sosial. Dalam masalah ini kamu dapat mengatur kehidupan warga dengan memperantai di antara inspirasi warga dengan pemerintahan. Mahasiswa dikenal juga sebagai pendorong yang mengkritik keperluan politik saat ada peraturan yang diberi oleh pemerintahan, jika peraturan itu dipandang tidak baik atau tidak arif untuk warga.