Fakta Unik Ki Hadjar Dewantara Si Bapak Pendidikan Indonesia – Ki Hadjar Dewantara merupakan seseorang pahlawan nasional Indonesia di bidang pendidikan. Dia merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan untuk kaum pribumi Indonesia dari era penjajahan Belanda.
Ki Hadjar Dewantara merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, sesuatu lembaga pendidikan yang membagikan kesempatan untuk para pribumi untuk dapat mendapatkan hak pendidikan semacam halnya para priyayi ataupun orang- orang Belanda.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Disamping selaku bapak pendidikan, Ki Hadjar Dewantara mempunyai banyak kenyataan unik yang pantas dikenal warga Indonesia. Apa saja fakta- fakta unik tersebut? Berikut daftarnya.
- 1. Hari Lahirnya Diperingati Selaku Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional diresmikan bersumber pada hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Dia lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889. Atas jasanya merintis pendidikan umum, Ki Hadjar Dewantara dinaikan selaku Bapak Pendidikan Nasional dan bertepatan pada kelahirannya di tetapkan selaku Hari Pendidikan Nasional. Ketetapan ini dicoba oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959.
- 2. Pernah Menjadi Santri Dengan Julukan” Jemblung Trunogati”
Ki Hadjar Dewantara pernah jadi santri sepanjang sebagian tahun di pesantren kawasan Kalasan, Prambanan. Dikala jadi santri, dia dijuluki” Jemblung Trunogati” yang berarti anak berperawakan kecil dengan perut buncit, tetapi mempunyai pengetahuan yang luas.
- 3. Pendiri Taman Siswa
Ki Hadjar Dewantara ditatap selaku perintis pendidikan di Indonesia lantaran pada 3 Juli 1922, dia mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa ataupun Akademi Nasional Tamansiswa. Taman Siswa ialah lembaga pendidikan untuk kaum pribumi kala itu.
- 4. Pernah Menjabat Sebagai Menteri
Pada kabinet awal Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara dinaikan jadi Menteri Pengajaran Indonesia yang awal. Pada 1957, dia menemukan gelar doktor kehormatan( doctor honoris causa, Dokter. H. C.) dari Universitas Gadjah Mada.