rumahasyam.com – Halo, guys! Ini kali kami akan membagi dogma dan bukti sekitar jalur Jalinan Internasional. Jalinan Internasional (atau umum disebutkan HI) ialah jalur yang pelajari hubungan di antara artis-aktor global dalam semua faktor, dimulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan sampai keamanan.

Jalur HI ini trend pecintanya sedang bertambah nih, sahabat! Tapi, bersamaan dengan bertambahnya trend jalur ini, ada banyak bukti dan dogma yang tersebar luas mengenai jalur kuliah HI, yang kerap membuat calon mahasiswa berpikiran 2x untuk ambill jalur ini.

Berikut, Kami akan meringkasnya dalam “Mitos dan Fakta Sekitar Jurusan Hubungan Internasional”.

1. Harus lancar Bahasa Inggris ?

Banyak asumsi yang berkembang jika ingin masuk jalur HI, karena itu harus dapat kuasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Ini tidak seutuhnya betul, walau memang 90% literatur dan beberapa sumber akademik HI cuma ada dengan bahasa Inggris karena masih kurangnya pengkajian-kajian ilmiah HI di Indonesia.

Tetapi, apakah benar harus betul-betul sanggup berbicara memakai bahasa Inggris secara lancar, cetak score TOEFL sejumlah 550 atau sanggup membaca satu buku text kuliah berbahasa Inggris dengan tebal 500 halaman dalam kurun waktu 1 minggu agar kuliah di jalur HI?

Rupanya tidak, sahabat! Memang, kekuatan dalam berbahasa Inggris penting dan anak HI harus pahaminya (bila tidak dapat menguasainya).

Tetapi, tidak berarti kamu yang mempunyai kekurangan dengan bahasa Inggris tidak dapat masuk di jalur ini. Malah, jika kamu mempunyai loyalitas yang kuat dan motivasi yang besar, berkuliah di HI dapat menolongmu kuasai bahasa Inggris.

Ini bisa muncul karena sepanjang dengan status sebagai mahasiswa HI, kamu akan dibiasakan membaca informasi, jurnal, artikel dan buku berbahasa Inggris.

Kamu akan disarankan untuk melihat film Hollywood dengan subtitle bahasa Inggris dan melihat beberapa berita dan pidato-pidato kepresidenan negara asing yang berbahasa Inggris untuk mempertajam kekuatan Bahasa Inggris-mu.

2. Kerap lawatan ke luar negeri ?

Tidak seluruhnya mahasiswa HI pernah lakukan lawatan ke luar negeri. Banyak yang memandang mahasiswa HI kerap lakukan lawatan ke luar negeri karena peserta Mode United Nations (MUN) Internasional yang dikerjakan di luar negeri secara umum sebagai mahasiswa HI.

Tetapi, tidak berarti saat masuk jalur HI automatis kerap lakukan lawatan ke luar negeri, loh!

Baca Juga : Mengapa Pendidikan Penting dan Apa Tujuan Pendidikan

Memang, pernah berkunjung negara asing sebagai salah satunya nilai plus sebagai mahasiswa HI. Karena, dengan bertandang langsung ke sebuah negara, mahasiswa HI semakin lebih gampang dalam pahami keadaan ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan negara itu yang mana benar-benar bermanfaat dalam perkuliahan.

Tetapi, pelajari beberapa hal mengenai negara itu pun tidak harus dilaksanakan lewat lawatan langsung. Ada beberapa kedutaan besar dan konsulat beberapa negara asing yang menyebar di beberapa kota besar di Indonesia, di mana disitu ada staff perwakilan tiap negara yang siap menerangkan beberapa hal yang ingin kamu kenali mengenai negara itu. Disamping itu, mbah Google siap juga menolong kok, sahabat!

3. Banyak pelajari pariwisata dan kebudayaan asing ?

Salah mengerti berkenaan object pengkajian di jalur HI umum terjadi. Banyak calon mahasiswa yang memandang jika saat masuk jalur HI, karena itu mereka bisa banyak pelajari mengenai beberapa tempat pariwisata dunia, seperti modernitas kota Paris, keelokan sungai-sungai di Venice, eksotisnya Madagaskar atau fenomena lautan di kepualan Pasifik.

Banyak pula yang memandang saat masuk jalur HI, maka belajar banyak dengan budaya-budaya asing, dimulai dari budaya Eropa, Timur tengah, Asia sampai Afrika.

Tetapi, rupanya itu salah, karena di HI kamu akan belajar banyak mengenai politik.

Pariwisata dan kebudayaan asing memang akan didalami, namun itu tidak diulas secara semakin makin tambah meluas dan dalam.

Umumnya desas-desus pariwisata dan kebudayaan cuma akan dijadikan sebuah study kasus yang hendak dikupas, dibedah, dan ditelaah memakai pendekatan-pendekatan dan teori-teori sosial, politik dan ekonomi.

4. Sesudah lulus bisa menjadi diplomat

Jadi diplomat sebagai harapan sebagian besar mahasiswa HI yang duduk disemester awalnya. Tetapi kabarnya, saat di semester akhir cuma sekitaran 10% mahasiswa HI yang menggenggam tegar mimpinya menjadi seorang diplomat.

Ini bukan lantaran mahasiswa HI tidak pas menjadi seorang diplomat. Malah, saat jalani periode perkuliahan kamu akan betul-betul disiapkan menjadi seorang diplomat, karena diplomasi sebagai instrument paling penting dalam jalinan internasional.

Saat ada di semester menengah (di antara semester 3, 4 atau 5), kamu akan rasakan mata kuliah diplomasi, di mana kamu akan pelajari banyak teori-teori diplomasi dan lakukan praktik diplomasi yang umumnya dilaksanakan berbentuk Short Diplomatic Course (SDC) atau Mode United Nations (SDC).

Di saat lakukan praktik SDC atau MUN, kamu akan betul-betul tampil seperti seorang diplomat yang diutus untuk sebagai wakil sebuah negara dalam komunitas internasional. Kamu akan kenakan jas dengan rapi, bicara dengan bahasa Inggris, ditemani dengan seorang pendamping serta ikuti sesion makan malam ala-ala diplomat (Table Manner).

Tetapi, kesempatan kerja jalur HI bukan hanya terbuka menjadi seorang diplomat, sahabat! Kamu bisa juga bekerja sebagai wartawan, periset, aktivis di LSM internasional, bekerja dalam organisasi internasional (ASEAN, UNICEF, UNESCO, dan lain-lain) atau perusahaan multinasional, yang sudah pasti tidak kalah hebat dibanding dengan jadi seorang diplomat!

5. Belajar sedikit mengenai beberapa hal !

Di jalur HI kamu akan pelajari sedikit mengenai beberapa hal. Maknanya, kamu akan pelajari sebagian besar faktor pengkajian pengetahuan sosial karena object pengkajian HI benar-benar luas. Kamu akan pelajari mengenai ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan pertahanan.

Tetapi tidak boleh cemas, sahabat! Walau object pengkajiannya luas, kamu tidak pelajari secara benar-benar dalam. Kamu cuma akan pelajari kulit-kulit beragam pengetahuan itu yang nanti bermanfaat untuk menganalisa dan pahami beragam peristiwa HI.

Misalkan, dalam mempelajari jalinan internasional pada zaman perang dingin kamu akan mengenal dan pelajari beragam persenjataan yang diperkembangkan oleh ke-2 negara adidaya, tak perlu membahas secara dalam beberapa hal yang memiliki sifat teknis-nya.

Atau dalam kasus Perang Dagang di antara AS dan Tiongkok, kamu bisa banyak menganalisis mengenai perdagangan internasional secara makro tak perlu mempelajari secara dalam aspek ekonomi micro ke-2 negara.

6. Berteman dengan informasi, buku dan jurnal !

Buku, jurnal dan informasi sebagai tiga hal yang hendak jadi teman dekatmu sepanjang berkuliah di HI. Membaca informasi tiap hari sebagai hal yang penting, karena pengetahuan HI benar-benar aktif.

Dalam perkuliahan, umumnya dosen-dosen akan buka komunitas dialog berkenaan desas-desus kontemporer yang terjadi pada waktu itu juga. Dengan membaca informasi, karena itu kamu semakin lebih gampang mengolah rumor yang diulas dan sudah pasti dapat kuasai komunitas dialog.

Disamping itu, kamu harus juga kerap membaca buku dan jurnal yang terkait dengan HI. Ini karena, sebagian besar pekerjaan di HI terkait dengan dunia catat dan baca. Nyaris tiap hari kamu akan mempunyai pekerjaan membuat kreasi ilmiah, baik berbentuk essay atau paper. Maka dari itu, buku dan jurnal penting menjadi sumber rekomendasi kreasi ilmiahmu.A

7. Analitis dari banyak sudut pandang

Saat ambil jalur HI, kamu akan kenalan dengan banyak teori dan ide. Teori dan ide yang didalami dimulai dari yang classic seperti liberalisme dan sosialisme sampai kontemporer seperti feminisme dan neoliberalisme.

Disokong dengan rutinitasmu yang rajin membaca dan tuntutan untuk selalu membaca, kamu akan mempunyai wacana yang luas dan bisa melihat sebuah permasalahan dari banyak sudut pandang. Apa lagi, sebagian besar pekerjaan dalam jalur HI berwujud analitis.